Senin 24 Mei 2021, Tim pengabdian masyarakat STAH Bhatara Guru Kendari, Sulawesi Tenggara sejumlah 6 Orang, yang terdiri dari Ketua STAH Bhatara Guru Kendari, I Nengah Suliarta SE.,M.Fil.H, Wakil Ketua I Bidang Akademik, I Nengah Negara, M.Hum.,M.Fil.H, Wakil Ketua II Bidang Keuangan, I Wayan Sudiarta SE,.Fil.H, Kasubag Akademik Kadek Yogiarta, S.Pd.H.,M.Pd, Ketua Yayasan Ganpati Jaya Kendari I Nengah Setiawan, dan Ketua BPM Agus Supriadi, tiba di lokasi tujuan yaitu Mamuju Sulawesi Barat, setelah dua hari dua malam perjalan darat melintasi tiga Provinsi dengan jarak tempuh kurang lebih 700 KM dari Kota Kendari. Tim pengabdian masyarakat STAH Bhatara Guru Kendari, diterima oleh Ketua PHDI Mamuju dan Ketua Provinsi Sulawesi Barat.
Sesuai jadwal yang telah disusun kegiatan Pengabdian masyarakat dalam wujud simakrama hari pertama di pusatkan Desa Solokayu, Kecamatan Papalang Kab. Mamuju, Sulawesi Barat, Jarak tempuh kurang lebih satu Jam dari Kota Mamuju. Kegiatan dipusatkan pada salah satu Pura Eka Khayangan, dan Tim Pengabdian Masyarakat STAH Bhatara Guru Kendrai sudah ditunggu oleh masyarakat Hindu se Kecamatan Papalang yang terdiri dari para pemangku, pengurus PHDI Kecamatan, PHDI Desa, Pengurus Adat, dan generasi muda sejak pagi dan baru bisa bertemu pada pukul 10.00. Kegiatan di awali dengan tarian penyambutan, sepakatah kata dari tuan rumah, yang di sampaiakan oleh Ketua PHDI Kc. Papalang, dan sambutan dari Ketua PHDI Kab. Mamuju dan agenda pokok yaitu Dharma Wacana dan Dharma Tula serta Penyerahan Punia oleh Ketua STAH Bhatara Guru Kendari dan alat kesehatan berupa masker sebagai upaya penanggulangan covid-19, kegiatan berlangsung hangat dengan dharma tula dan berakhir pada pukul 14.00 yang dilakukan dengan foto bersama.
Setelah selesai kegiatan di Desa Solokayu, Tim Pengabdian Masyarakat bergegas menuju tempat kegiatan selanjutnya yang dipusatkan Desa Tommo, yang jarak tempuhnya kurang lebih satu jam dari Desa Solokayu. Jadwal Desa Tommo semestinya dilaksanakan pada hari berikutnya, tetapi pertimbangan efisiensi perjalanan karena satu arah dan terjangkau maka dilaksanakan sekaligus. Desa Tommo juga merupakan Desa Transmigrasi yang nampak dari dekat cukup berhasil, kelihatan dari bangunan rumah dan pura yang rata-rata apik, wajar karena masyarakat mendiami Desa ini cukup lama era 80 an, ini dikarenakan salah satunya kebun sawit masyarakat telah berhasil. Desa Tommo, informasinya terdiri dari 11 unit dan 4 unit yang besar jumlah penduduknya. Kehadiran Tim pengabdian masyarakat STAH BGK disambut baik oleh masyarakat yang sebelumnya juga telah menunggu. Peserta kegiatan terdiri dari masyarakat Hindu atau umum dan generasi muda atau pelajar yang Nampak cukup memadati balai bertemuan. Kegiatan pengabdian di Desa Tommo menitik beratkan pada Pembinan Pendidikan Daerah 3T, yang dilakukan dalam bentuk motivasi pentingnya peningkatan pendidikan dan juga Dharma Wacana dan Dharma Tula. Masyarakat Desa Tomo yang hadir nampak antusias menyimak pemaparan dari Tim Pengabdian Masyarakat dan berdharma tula, karena Ketua STAH I Nengah Suliarta, SE.,M.Fil.H menyelingi penyamapaian dengan dharma gita dan secara kebetulan masyarakat Desa yang hadir rata-rata senang dan ingin belajar dharma gita dan secara kebetulan Desa Tommo dijadikan tempat pembinaan kontingen dari UDG Provinsi Sulawesi Barat yang akan bertanding pada UDG tingkat Nasional juli mendatang. Bahkan masyarakat ada yang meminta Tim Pengabdian STAH BGK beberapa hari dapat mendampingi pembinan peserta UDG khususnya pada Utsawa Sloka dan Phalawakya masyarakat yang hadir banyak yang ingin belajar Dharma Gita. Di Desa Tomo juga fihak STAH Bhatara Guru melalui Ketua STAH menyerahkan Punia dan juga bantuan alat kesehatan berupa masker, juga membagikan buku Swastikarana yang diterbitkan oleh PHDI Pusat dan Buku Upadesa untuk generasi muda Hindu, kegiatan di Desa Tommo berakhir pada pukul 22.00.
Pada selasa 25 Mei 2021, kegiatan terakhir pengabdian Masyarakat STAH Bhatara Guru Kendari dipusatkan di Pura Agung Stana Dewata, yang merupakan Pura Khayangan Jagad di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. Pososi Pura sangat strategis karena berada pada wilayah atau area ketinggian. Tim Pengabdian Masyarakat bertemu dengan pemangku, pengelola Pura dan umat dan berdasarkan penjelasan penggagasnya yang sekarang menjadi pemangku bahwa pura Agung Stana Dewata mulai di rintis pembangunannya sejak tahun 2000 an dengan barbagai suka dan dukanya. Pengempon Pura adalah warga Hindu yang berdomisili di Kab. Mamuju, yang jumlahnya hanya 24 KK dan mereka inilah yang mengalami musibah gempa pada Januari 2021. Kegiatan disi dengan simakrama dan dharma tula dan tidak lupa juga Tim Pengabdian Masyarakat melalui Badan Eksekutif Mahasiwa STAH Bhatara Guru Kendari juga menyerahkan dana punia, yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk mendukung kelanjutan pembangunan Pura Agung Stana Dewata. Sampai saat inipun di Kota Mamuju masih nampak puing-puing bangunan yang roboh pasca gempa, hal ini menunjukan kepada rombongan betapa dasyatnya gempa yang terjadi dan berdasarkan informasi mereka masih trauma, semoga semeton yang ada di Mamuju senantiasa sehat lan rahayu.
Laporan: Nang Bagia, Kendari Sulawesi Tenggara.